BUKITTINGGI - Generasi muda memegang peranan besar dalam menentukan masa depan suatu daerah, termasuk di Provinsi Sumatera Barat dengan program perhutanan sosial yang diunggulkan untuk menjamin kelestarian hutan bagi alam dan masyarakat setempat.
Oleh karena itu, pemuda berkepentingan untuk mematangkan pemahamannya mengenai krisis lingkungan, pendekatan gender, pengorganisasian kelompok serta kemampuan advokasi dan berkampanye agar mampu menyuarakan aspirasinya terkait pelestarian lingkungan dengan strategis, efektif dan efisien.
Baca juga:
Dewan Pers Adakan UKW di Bukittinggi
|
Hal tersebut yang mendorong World Resources Institute (WRI) Indonesia menginisiasi kegiatan Muda Melangkah, kegiatan pendampingan kelompok pemuda yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, bimbingan, dan sumber daya bagi kelompok pemuda dalam mengkatalisasi gerakan lingkungan dan iklim di tempat tinggal mereka.
Muda Melangkah di Sumatera Barat mengambil tema perhutanan sosial sebagai isu prioritas yang dibahas.
“Pemuda adalah sosok yang begitu berperan demi kelangsungan negara ke depannya.Anak muda jangan sampai menyia-nyiakan masa muda. Pemuda dapat berperan dalam Perhutanan Sosial (PS) baik dari pra-izin (sebelum) dan juga dari pasca-izin (setelah), " terang Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Ir. Yozarwardi Usama Putra, S.Hut, M.Si, IPU dalam sambutannya saat mengunjungi kegiatan Muda Melangkah di Balcone Hotel Bukittinggi, pada Senin, (29/08).
Ia menambahkan, misalnya, anak muda kan identik dengan gadget, bisa manfaatkan hal tersebut untuk menginformasikan pemberian izin perhutanan sosial dari LHK agar lebih banyak yang mengetahui.
Sebagai yayasan yang fokus dalam memberikan solusi terkait isu-isu lingkungan, WRI Indonesiamelihat anak muda sebagai salah satu aktor penting dalam mengembangkan isu lingkungan menjadi domain publik, bukan hanya segelintir kelompok.
“Kelompok muda dapat menjadi penggerak dalam membangun narasi publik terkait lingkungan dan perkembangan implementasi perhutanan sosial di Sumatera Barat. Keterlibatan mereka diperlukan untuk memberikan solusi atau warna baru dalam tataran kebijakan dan implementasi yang mungkin belum terpikirkan oleh pemangku kebijakan di daerah, ” tutur Dean Affandi, Senior Manager Research, Data, & Innovation WRI Indonesia.
Organisasi Kemitraan juga turut andil dalam kegiatan Muda Melangkah dengan memberikan materi terkait tata pemerintahan, demokrasi, dan antikorupsi untuk membantu kegiatan advokasi yang bisa dilakukan para pemuda saat kembali ke daerahnya. Sesi yang akan berlangsung pada Selasa, 30 Agustus tersebut juga turut mengundang Anggota Komisi 2 DPRD Sumatera Barat Mochlasin, M.Ihpan, untuk berbincang langsung dengan para peserta.
“Tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Sumatera Barat seperti Bapak Proklamator Moh. Hatta, pahlawan seperti Tan Malaka, Hamka, dan Agus Salim, serta tokoh perempuan seperti Rasuna Said, telah membuktikan bahwa ide dan gagasan yang besar mereka turut andil dalam lahirnya Republik Indonesia.
Sekarang, tugas besar pemuda adalah memastikan ide serta gagasan besar melawan krisis iklim dan menyelamatkan lingkungan menjadi program prioritas para pengambil kebijakan. Jangan sampai pada saatnya mereka mengambil alih kepemimpinan, Indonesia tidak dapat lagi terselamatkan, ” tutur Arif Nurdiansah selaku Knowledge & Communication Kemitraan.Selain peningkatan kapasitas pengorganisasian, Muda Melangkah juga memberikan pelatihan jurnalisme warga kepada para peserta. Jurnalisme Warga menjadi salah satu wadah untuk mengintegrasikan keterlibatan pemuda dalam pengelolaan sumber daya alam secara keberlanjutan.Selama ini KKI Warsi telah mendampingi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan, pelibatan pemuda adalah upaya mengelaborasikan pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal dengan manajemen hutan secara modern.“Kita menyadari pemuda adalah kader pengelola hutan berbasis masyarakat di masa depan. Oleh karena itu pelatihan jurnalisme warga sebagai inisiatif awal untuk peningkatan kapasitas dan pengetahuan pemuda.
Jurnalisme Warga menjadi salah satu wadah agar pemuda bisa memahami isu-isu sumber daya alam di desa dan sekaligus ruang untuk eksplorasi dan transfer pengetahuan dari generasi tua kepada generasi muda.
Selain itu, dengan kecakapan menulis dan pemanfaatan teknologiyang baik, mereka dapat menyiarkan praktik baik dalam pengelolaan hutan lestari ke masyarakat luas, ”kata Riche Rahma Dewita Koordinator Program Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.Kegiatan Muda Melangkah Sumatera Barat berlangsung selama empat hari, mulai Senin 29 Agustus hingga Kamis, 1 September, diikuti oleh sekitar 30 pemuda yang merupakan pengurus kawasan perhutanan sosial di berbagai kawasan di Sumatera Barat, Jambi, dan Kalimantan Timur. Selanjutnya, kegiatan Muda Melangkah ini juga akan diselenggarakan di beberapa provinsi seperti Aceh, Jakartadan Manokwari.(LindaFang)