Batam-Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi, adakan silaturahim dengan jajaran pemerintah Kota Batam, pada hari Jum’at 17 Desember 2021 lalu setelah shalat jumat di Mesjid Raya Kota Batam yang terletak berdekatan dengan kantor Pemerintahan Kota Batam.
Kedatangan beliau disambut gembira oleh Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, S.Sos. M.Si karena sudah lama beliau ingin mendatangi Kota Bukittinggi, ternyata hari ini didatangi oleh Wakil Walikota yang kotanya dirindukan itu.
Turut serta dalam pertemuan tersebut kepala Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Sosial Rudi Sakyakirti, SH, MH dan Kabag Kesra Mahlil, SKM, M.Si.
Pertemuan dibuka oleh Wakil Walikota Batam dengan memaparkan kondisi Batam semenjak dahulu sampai saat ini.
Wakil Walikota Batam menyampaikan, dahulu Batam adalah kota administratif dibawah Otorita Batam yang bertanggung jawab langsung ke Presiden, setelah reformasi dan berpisahnya Kepri dari Riau, Batam menjadi kota dengan pemerintahan tersendiri, sempat beberapa tahun dibawah dua pemerintahan, Otorita Batam dan Pemerintahan Kota Batam.
Amsar menjelaskan, melihat tidak efektifnya dua bentuk pemerintahan ini maka Pemerintah pusat memutuskan bahwa Walikota langsung menjabat sebagai Kepala Otorita Batam.Walikota dan Wakil Walikota Batam saat ini, memfokuskan pembangunan infrastruktur jalan untuk melancarkan alur transportasi kota dengan penduduk 1, 2 juta orang, jumlah tersebut mencapai hampir setengah penduduk propinsi Kepulauan Riau.
“Penduduk kami mencapai hampir setengah penduduk propinsi, maka jumlah penduduk yang cukup banyak ini sangat membutuhkan infrastruktur jalan untuk beraktivitas di manapun, maka kami sejak periode pertama pemerintahan sampai saat ini benar-benar fokus membangun jalan di dalam kota ini” ucap Wakil Wakil Walikota Batam, yang saat ini menjabat periode kedua bersama walikotanya.
Wakil Walikota Batam juga berterima kasih kepada seluruh penduduk kota Batam yang berasal dari Sumatera Barat khususnya Bukittinggi dan sekitarnya, meskipun bisa dikatakan mereka cukup banyak dikota Batam, selama ini terpantau sangat baik, santun dan memberikan kontribusi positif kepada kota batam khususnya dalam bidang perekonomian yang banyak mereka lakoni.
“Makanya kita menyebut mereka dengan Penduduk Batam yang berasal dari Sumbar, bukan orang Sumbar yang merantau ke Batam, sekali lagi bravo untuk penduduk Batam yang berasal dari Sumbar” imbuh beliau.
Wakil walikota Bukittinggi menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung ke Pemerintahan Kota Batam, pertama tentunya untuk menjalin silaturrahim antar kedua kota ini dan pemerintahannya, agar terjalin hubungan yang baik ke depan,
selanjutnya mengajukan beberapa peluang kerjasama antar kota, khususnya pemasaran hasil pertanian yang cukup banyak di kota Bukittinggi, selain itu juga Marfendi membawa pengurus Ikatan Keluarga Luhak Agam (IKLA) Batam, yang sudah mempunyai Rumah Gadang di daerah Marina City, dengan ukuran tanah 5.000 meter persegi.
insya Allah akan diresmikan Gubernur Sumbar, dalam waktu dekat, hanya saja belum ada akses jalan menuju ke sana, maka kedatangan Marfendi beserta pengurus IKLA Batam juga mengajukan pembangunan jalan ke lokasi sebelum kedatangan Gubernur Sumbar.
“Insya Allah IKLA Batam akan mengundang Gubernur Sumbar, Walikota Bukittinggi dan Bupati Agam untuk meresmikan Rumah Gadang ini, maka sebelum itu kita memohon dahulu kepada Pemerintahan Kota Batam untuk membuatkan jalan ke lokasi rumah Gadang tersebut, yang sebenarnya sudah ada dalam perencanaan Kota Batam, sekaligus kita mengundang Walikota dan Wakil Walikota Batam untuk juga ikut hadir dalam acara tersebut” ungkap Marfendi.
Wakil walikota Batam menyambut antusias peresmian Rumah Gadang itu dan mengatakan insya Allah segera ditindaklanjuti menyiapkan jalan tersebut, minimal pengerasan saja terlebih dahulu agar saat peresmian nanti akses itu sudah terbuka, dan insya Allah siap menghadiri acaranya.
Sementara untuk kerjasama di bidang pemasaran hasil pertanian, wakil walikota menginginkan segera saja semua praktisi ekonomi yang berasal dari sumbar menerobos pasar Batam. Batam sangat tergantung dengan pangan yang berasal dari daerah lain, khususnya Beras yang berasal dari Sumbar belum ada yang bisa menggantikannya.
“Untuk memasarkan hasil pertanian dari sumbar dan yang lainnya, segera saja diterobos oleh pelaku ekonomi yang saat ini sangat banyak berasal dari sumbar, tidak perlu pakai MOU-MOU segala, karena MOU itu hanya bentuk administrasi, kita sudah banyak MOU seperti itu tapi tidak ada tindak lanjut, jadi saya setuju action dahulu dan nanti kita akan fasilitasi” kata Amsakar, sekaligus menutup pertemuan.(Linda Sari).