BUKITTINGGI- - Bukittinggi merupakan kota tujuan wisata terkemuka di Sumatera Barat. Artinya jika orang datang ke Sumatera-Barat tidak lengkap jika orang tidak berkunjung ke kota Bukittinggi.
Dengan potensi wisata yang ada dikota Bukittinggi didukung dengan udara yang sejuk Bukitttinggi merupakan kota yang sangat dominan untuk wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Meski demikian objek wisata yang ada perlu juga didukung potensi - potensi lain yang ada di kota Bukittinggi salah satunya Budaya, yang menjadi daya tarik wisatawan datang ke kota Bukittinggi.
Saat ditemui di ruangnya Walikota Bukittinggi H. Erman Safar SH, melalui Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, Drs.Supadria M.Si menyampaikan ia mengakui, Budaya adalah satu daya tarik bagi wisatawan yang datang ke kota Bukittinggi.
Pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator menyediakan tempat untuk penyelenggaraan pagelaran kesenian dalam berbagai pertunjukan tradisional yang ada di kota Bukittinggi.
Salah satu bentuk Pemerintah untuk menyediakan tempat pagelaran kesenian yakni diadakan di Medan nan Bapaneh, pelataran Jam Gadang, lapangan kantin.
Supadria menjelaskan, jika Sanggar - sanggar yang ada di kota Bukittinggi ingin menggelar kesenian ditempat-tempat yang telah kami sediakan, Pemerintah juga menyediakan sound system bagi yang memerlukan.
"Untuk penampilan atraksi wisata budaya tersebut, kelurahan diharapkan bisa menjadi insiator dan kreator dalam sadar wisata, " seperti contoh wisatawan datang ke Gantiang dan Sanjai atau kelurahan Kayu Kubu, disana akan disuguhkan atraksi yang sesuai dengan daerah tersebut., " kata Supadria.
Ia menambahkan, justru dengan perbedaan atraksi kesenian yang ditampilkan akan lebih menarik minat pengunjung/wisatawan.Salah satu bentuk atraksi kesenian adalah tari Randai, tari gelombang, pencak silat, pencak silat serta tari pasambahan.
Lanjut kata Supadria, ada acara yang setiap tahun digelar di kota Bukittinggi yakni kegiatan Al-Qur'an,
"Ini juga sangat menarik, karna yang kita lakukan bukan hanya dari sisi agama saja, tetapi itu adalah sisi budaya yang semestinya dipertahankan, " jelasnya.
Alek Nagari khatam kaji adalah yang sangat luar biasa di kota Bukittinggi semua anggota keluarga, dan masyarakat sekitar pasti datang
"Jika anak-anak khatam Al-Qur'an/khatam kaji ada 24 orang, maka yang datang ada bisa berjumlah ratusan dengan alek perpaduan aspek Pemerintahan agama dan budaya, " tutur Supadria.
Ketua DPRD kota Bukittinggi Beny Yusrial menyampaikan terkait hari Jadi kota Bukittinggi ke 237, khusus untuk kebudayaan, kami juga sudah menyepakati tentang gerbang kebudayaan di Jalan Perintis Kemerdekaan Bukittinggi.
Dijelaskan Beny, gerbang budaya di jalan Perintis tersebut kedepannya ada satu outdoor yang akan dipakai oleh masyarakat, sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan di outdoor, dan kami akan support kegiatan tersebut.
"Kita mencoba menggali potensi-potensi yang ada, seperti acara makan Bajamba, mudah - mudahan nanti akan diterima oleh seluruh masyarakat kota Bukittinggi, " harap Beny.
Dijelaskan Beny, intinya meskipun kita tidak tahu bagaimana Covid ini kedepan, karena kemungkinan masih ada PPKM level1, itu bisa jadi akan berpengaruh pada masyarakat kota Bukittinggi sehingga masyarakat dibatasi.
Tokoh masyarakat, Inyiak Dt Nan Angek menilai, secara visi misi, H Erman Safar telah melibatkan niniak mamak dalam pembangunan pariwisata.
"Iven mengangkat budaya Bukittinggi yang akan dijadikan andalan pariwisata, sampai saat ini belum terwujud mungkin karena terkendala pandemi Covid19, " ungkapnya.
Sedangkan untuk daya tarik budaya Bukittinggi, contohnya dalam acara resepsi pernikahan. Mulai dari awal misalnya mulai acara tunangan hingga akad nikah dan pesta yang menggunakan seni anak nagari berupa randai, saluang dan tari piring.
"Ini sudah tergabung dalam visi misi Erman Safar-Marfendi dan harapan dan diupayakan anggaran di tahun 2022, " ungkap Inyiak Dt Nan Angek.
Dia berharap, ninak mamak di Bukittinggi, bersenergi dengan pemerintah. Istilahnya, Bajanjang Naik, Batanggo Turun, Bapucuak Bulek Baurek Tunggang. Dimana, niniak mamak berfunsi sebagai Pai Tampek Batanyo, Pulang Tampek Babarito.
"Selama ini diperhatikan, pelibatan niniak mamak dalam pembangunan sudah ada sejak wali kota dijabat Pak Djufri. Di era Pak Ismet Amzis, peran niniak mamak lebih banyak dilibatkan dalam kegiatan seremonial. Di era wali kota dijabat Pak Ramlan Nurmatias, niniak mamak makin tak dilibatkan dalam proses pembangunan, " ungkap dia.
Di Bukittinggi ini, terang dia, ada gelar datuak bukan seorang niniak mamak. Dulunya, ninik mamak di Kurai ini sebanyak 126. Sedangkan sekarang, diperkirakan ada 200 niniak mamak. "Niniak mamak yang ratusan ini, dapat bersinergi dengan pemerintah seperti memberikan fasilitator dan mediasi yang berfungsi dalam rangka pembangunan Bukittinggi, " ungkapnya.(Linda Sari).